SEMARANG – Total nilai ekspor Jawa Tengah hingga November 2021 mencapai 1.083,13 juta dolar AS. Barang industri pengolahan mendominasi ekspor, dengan besaran 93,96 persen.
Hal ini dikatakan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Adhi Wiriana, pada rilis virtual, Senin (3/1/2022). Secara umum, ia menyebut ekspor Jateng didominasi oleh barang nonminyak dan gas (migas).
Jika dibandingkan per tahun, ekspor Jateng 2021 meningkat 57,33 persen, dibanding 2020. Dari semula 688,45 juta dolar AS menjadi 1.083,13 juta dolar AS.
“Lebih banyak industri pengolahan 93,96 persen. Migas 4,43 persen dari Cilacap, pertanian 1,69 persen. Tambang dan lainnya 0,01 persen,” sebutnya.
Adapun, negara tujuan ekspor Jateng didominasi oleh Amerika Serikat dengan nilai 3.719,45 juta dolar AS. Disusul dengan Jepang senilai 837,85 juta dolar AS. Negara tujuan ke tiga adalah Tiongkok, dengan nilai ekspor 659,31 juta dolar AS.
“Ini menandakan perekonomian Jateng mulai menggeliat maju. Kebanyakan (ekspor) dari hasil industri,” imbuhnya, dilansir jatengprov.go.id.
Beberapa barang yang mengalami kenaikan ekspor di antaranya, pakaian dan aksesorisnya (rajutan), pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan), perabotan lampu, alat penerangan, kayu dan barang dari kayu, serta alas kaki.
Meskipun demikian, neraca perdagangan Jateng pada November 2021 mengalami defisit 155,97 juta dolar AS. Ini disebabkan neraca perdagangan migas yang mengalami defisit 507,53 juta dolar AS.
“Sedangkan, neraca perdagangan nonmigas mengalami surplus 351,74 juta dolar AS,” pungkas Adhi. (*/cr1)